🐈‍⬛ Peralatan Mata Pencaharian Masyarakat Melayu Riau

Terdapatanggapan bahwa beberapa peralatan dan mata pencaharian khas yang masih ditemukan dalam masyarakat melayu riau sekarang ini berasal dari masyarakat melayu bahari. Menurut kajian akademik pengelolaan terumbu karang provinsi riau (dkp, 2004) kondisi terumbu karang di sekitar pulau bunguran berada dalam kondisi "buruk" sampai TapakLapan, Sistem Ekonomi Tradisional Melayu Riau. 7 Agustus 2021 1 Comment sistem ekonomi. Tapak Lapan Tapak Lapan adalah sebutan sumber mata pencarian yang terdiri 8 tapak atau titik mata pencarian atau delapan sumber. SUSURI. A Memahami peralatan tradisi Melayu Riau beserta fungsinya. a. Peralatan mata pencarian. · Perikanan / nelayan. Ø Pukek / pukat : untuk menangkap atau menjemput ikan. Ø Jala : Untuk menangkap ikan. Ø Lukah : Untuk menangkap ikan. Ø. · Pertanian atau petani. Ada8 macam mata pencaharian tradisional orang Melayu di Riau: 1. Berkebun, yakni membuat kebun kelapa dan kebun getah. 2. Beladang, yakni menanam padi dan sayuran. 3. Beternak, yakni memelihara ayam, itik, kambing, sapi dan kerbau. 4. Bertukang, yaitu membuat bermacam barang dan bangunan. Jelaskan8 mata pencaharian masyarakat melayu riau. Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming). Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam Babini secara tuntas membahas tentang Ekonomi dan Mata Pencarian Melayu Riau. Sistem mata pencarian masyarakat Melayu terlihat dari aktivitas mereka yang menggunakan dan memanfaatkan alam saujana di sekitarnya. Masyarakat Melayu pada umumnya menghuni di tepi empat sungai besar di Riau dan cabang-cabangnya. Alatalat yang dipakai oleh masyarakat Melayu Riau untuk berburu antara lain: Lembing, Lapun, Jerat Getah Kayu, Lastik. Peralatan tersebut dipergunakan dengan cara yang berbeda, seperti yang diperkatakan berikut : 1. Lembing. Lembing yang seluruhnya terbuat dari besi (baik mata maupun tangkainya terbuat dari besi). Apabiladi daerah yang beradat Melayu dijumpai pemimpin negeri dengan pangkat dan sebutan Datuk maka di daerah yang berada di Minangkabau juga ditemukan pemimpin masyarakat yang bergelar Datuk akan tetapi pengertiannya pun lain dengan yang terdapat dalam masyarakat melayu. Sekian informasi mengenai Riau, Sistem mata pencaharian provinsi Riau. Salahsatu mata pencaharian masyarakat melayu riau adalah beniro, yaitu. BMR - XI. DRAFT. 10th - 12th grade. 0 times. Architecture, Other. 0% average accuracy. an hour ago. yunusheni7642_31800. 0. Save. Edit. Peralatan yang digunakan untuk melakukan upacara menentukan tempat berkebun adalah.. answer choices . beras ketan. beras putih. . Ladang padi. Berladang merupakan salah satu mata pencaharian utama dalam sistem ekomomi tapak lapan foto Tapak lapan adalah konsep ekonomi tradisional untuk menyebutkan beberapa jenis pekerjaan masyarakat Melayu. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan orang Melayu yang tidak hanya melakonkan satu jenis pekerjaan. Lazimnya apabila pagi mereka berkebun, sorenya menangkap ikan, dan adakalanya juga selesai berkebun, mereka juga mencari hasil hutan atau beniro mengambil air enau. Penggabungan dua atau lebih jenis pekerjaan ini merupakan kiat atau cara masyarakat Melayu berhubungan dengan alam. Sebab dengan pola itu, mereka bisa melihat hubungan dan saling ketergantungan antara manusia dengan alam, serta hubungan antara flora dan fauna dengan hutan tanah. Konsep ekonomi tapak lapan membuat puak Melayu tradisional jarang jatuh miskin dan kelaparan. Mereka selalu punya cadangan yang memadai dari beberapa jenis pekerjaan. Namun, saat ini, setelah setelah lingkungan hidup berupa tanah ulayat mereka diintervensi dengan kekuasaan yang curang dan pemilik modal yang serakah, mereka terdesak, dan saat inipun kebanyakan dari masyarakat Melayu bersandar dari satu jenis pekerjaan saja. Akibatnya mereka sangat rentan mendapat resiko. Padahal dulu mereka adalah pedagang, petani, dan tukang yang merdeka, yang hanya sekedar menanti peningkatan sumber daya menusia untuk meningkatkan taraf hidupnya. Delapan macam pencaharian ini, juga memperlihatkan betapa Melayu di Riau mempunyai khazanah budaya yang panjang. Budaya masyarakat Melayu tersebut adalah budaya perairan, laut maritim, pesisir, aliran sungai, niaga dagang, dan bandar pelabuhan. Budaya demikian, telah membentuk mentalitas mereka menjadi manusia yang independen, pragmatik, mudah bergerak ke mana-mana mobil bisa bersaing, memperlihatkan kulitas teknis serta punya harga diri yang tinggi. Bidang-bidang Tapak LapanBidang-bidang pekerjaan dalam lingkup tapak lapan adalah berladang, beternak, menangkap ikan, beniro menetek enau, mengambil hasil hutan atau hasil laut, berkebun, bertukang, dan berniaga. Berladang pertanian. Berladang atau bersawah untuk pemenuhan keperluan bahan makanan pokok. Jenis pekerjaan ini dapat saja ditransformasikan dengan bersagu yang masih dikekalkan oleh sebagian orang Melayu misalnya dalam masyarakat rawa atau pesisir. Ada pula jenis pekerjaan menanam ubi atau berkebun jagung atau sayur-sayuran. Berkebun tanaman keras atau tanaman tahunan perkebunan. Jenis pekerjaan ini, mendukung jenis pekerjaan lainnya, seperti berkebun kelapa, berkebun kopi, kebun cengkeh, berkebun merica, berkebun durian, dan lain-lain. Beternak peternakan. Jenis pekerjaan ini dapat ditransformasikan dengan pekerjaan berburu yang sama tujuannya untuk urusan pemenuhan sumber protein daging. Menangkap ikan perikanan. Manakala keperluan protein daging orang Melayu sudah terpenuhi dengan melakukan perburuan di darat, mereka mencari ikan dengan berbagai aneka ragam alat tangkap pekarangan, seperti jaring, sundang, pengilau, jala, sero atau kolobuik, lukah, kelulung, tajur atau jantang, rawai, guntang, kail, kacau tangguk, tengkalak, tempuling atau serampang, langgai, belat, jermal, bubu, kelong, dll. Alat-alat tangkap ikan ini disesuaikan dengan musim kemarau atau banjir atau musim tengkujuh, waktu, atau alat tangkap yang disesuaikan dengan jenis ikan. Beniro menetek enau dan kelapa atau industri pengolahan hasil pertanian agroindustri. Pekerjaan ini dapat juga wujud dari pengolahan hasil meramu dari dalam hutan atau dari dalam kebun. Mengambil atau mengumpulkan hasil hutan atau laut perhutanan, misalnya; berotan, berkayu, berdamar, berkemenyan, bergaharu, dan pelbagai jenis pekerjaan lainnya yang bersumber dari hutan. Dari dalam hutan bisa juga diperoleh sumber protein daging melalui berburu atau di lautan untuk ikan. Bertukang, jenis pekerjaan ini lebih pada aktifitas menjual jasa tenaga, keahlian, atau kemahiran kerja. Sebagian orang Melayu yang sudah mahir atau pandai bertukang profesional dapat menghasilkan pemenuhan hidup keluarga mereka dari pekerjaan itu. Berniaga perdagangan, berniaga cukup khas pada aspek jual belinya’, kadang dilakukan sepekan sekali, seperti yang dinisbatkan dengan istilah pekan untuk menunjukkan rentang waktu tujuh hari. Bidang pekerjaan ini dapat dilakukan di pelabuhan atau pelantar atau pangkalan atau di tepian mandi, manakala orang berlalu lalang di sungai. Bidang berniaga ini adakalanya dilakukan dengan tukar menukar barang barter sesama penduduk. Laman 1 2 Ladang. foto A. PengertianPeralatan kerja Melayu Riau adalah keseluruhan peralatan kerja yang diciptakan masyarakat Melayu untuk menyediakan sarana serta barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup. Ketersediaan peralatan kerja diciptakan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan secara turun temurun. B. Pengelompokan Peralatan KerjaPeralatan kerja Melayu Riau dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan pada sistem ekonomi tradisonal tapak lapan. Secara garis besar, tapak lapan mencakup 8 pekerjaan yang lazim dikerjakan masyarakat Melayu. Kedelapan bidang pekerjaan tersebut adalah berladang, beternak, menangkap, memanfaatkan hasil pekarangan atau beniro, mengambil hasil hutan dan laut, berkebun, bertukang, dan berniaga. 1. Peralatan BerladangPeralatan dalam pekerjaan berladang atau bersawah, mungkin sulit ditemukan di daerah-daerah yang tidak lagi melakukan pekerjaan berladang. Akan tetapi, peralatan pekerjaan berladang tentu masih dapat ditemukan di daerah yang masih melakukan pekerjaan tersebut. Berikut sebagian peralatan yang digunakan dalam berladang. a AntanAlu adalah alat yang diciptakan untuk penumbuk padi, beras, kopi dan biji-bijian sejenisnya. Dibuat dari kayu keras dan liat seperti kayu merbau, tembesu, tempinis, marpoyan, pelawan, kulim, resak, meranti batu, medang, punak. Bentuknya bulat panjang dengan diameter sekitar 25 cm dan panjang sekitar 150 cm. Ujung bagian atas dibuat meruncing dan ujung bawah membulat, untuk memudahkan dalam menumbuk. Alu dipergunakan bersama lesung, sebagai tempat untuk meletakkan bahan-bahan yang akan ditumbuk. Tetapi ada juga alu yang dibuat untuk menumbuk menggunakan tangan. b BajakBajak dipakai untuk mengolah tanah sebelum ditanami tanaman. Bajak berfungsi untuk mengangkat dan menghilangkan akar-akar rumput liar, serta menggemburkan tanah. Selain itu, juga bertujuan untuk menyingkirkan hama-hama tanaman yang mungkin bersembunyi di balik gumpalan tanah. Cara kerjanya yakni membalikkan lapisan tanah bagian atas ke bawah, agar lebih banyak humus. Bajak memudahkan pekerjaan pada waktu menanam. c BakulPeralatan yang diciptakan dari anyaman bilah bilah-bilah rotan, buluh atau bambu, mengkuang, purun, pandan, rasau, bemban dan lain-lain. Proses menganyam bakul dimulai dari dasar ke atas. Pembentuk tulang pada mulut bakul, menggunakan rotan atau bambu dan dijalin atau diapit. Ukuran dan bentuk bakul berbeda-beda tergantung kegunaan. Bakul untuk mengisi biji-bijian biasanya dianyam rapat menggunakan meng-kuang, pandan, rotan atau buluh. Bakul kecil untuk perhiasan, dibuat dari tumbuhan ribu-ribu atau rotan halus yang dijalin rapi. Bentuk bakul bermacam-macam di antaranya bulat, lonjong, bersegi dan bertingkat. d BeliungAlat atau perkakas yang menyerupai kapak. Biasanya digunakan untuk menebang kayu- kayu besar. Beliung mempunyai satu mata yang diikatkan dengan tali rotan ke tangkai beliung. Berbeda dengan kapak, tangkai beliung hanya sebesar ibu jari orang dewasa dan panjang kurang lebih 1 meter, dengan bentuk sedikit melengkung. Kayu ini diambil dari jenis kayu kuat tetapi juga mempunyai kelenturan. Penggunaan beliung dengan cara diayun, karena tangkai sedikit lentur dan ringan, maka pengguna beliung tidak akan cepat lelah. Menggunakan beliung lebih cepat kerjanya dibanding jenis kapak yang lain. f Kepuk, JelapangRuang atau bangsal kecil untuk menyimpan padi. Kepuk juga dikenal sebagai jelapang atau baluh atau rangkiang. Kepuk dibuat dengan berbagai bentuk, ada yang berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kayu, ada juga yang dibuat persegi. Kepuk persegi dibuat dari kayu. Lantai dan dinding terbuat dari papan dan atapnya dari daun rumbia atau seng. Untuk menghindari ancaman tikus dan serangga, kepuk selalu diawasi. Kepuk juga harus terjaga kebersihan dan tingkat kelembabannya. Bila kepuk lembab, maka padi yang ada di dalamnya akan rusak. Penggunaan kepuk biasanya untuk padi yang dipakai sendiri dan bagi datuk-datuk, penggunaan kepuk biasanya untuk diri sendiri dan juga untuk membantu orang-orang susah. Bila persediaan beras telah habis, padi dalam kepuk dikeluarkan sedikit demi sedikit dan disukat. Laman 1 2 3 Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran mixed farming. Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain. Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh penduduk non-pribumi, terutamanya orang Tionghoa. Tetapi kini telah ramai orang Melayu yang telah sukses dalam bidang perniagaan dan menjadi ahli korporat. Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu memiliki mobil dan rumah mewah. Selain itu itu juga, banyak orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang tinggi, setingkat universitas di dalam maupun di luar negeri. SISTEM TEKNOLOGI PERLENGKAPAN HIDUP Sejak zaman bahari masyarakat Melayu Riau sudah memiliki bermacam cara untuk memenuhi keperluan hidup. Artinya sejak masa lampau masyarakat Melayu Riau telah menguasai teknologi. Teknologi ini diklasifikasi menjadi teknologi pertanian, pernikahan, peternakan, pertukangan, perkapalan, pertambangan, dan pengolahan bahan makanan. Sistem teknologi yang dikuasai orang melayu menunjukkan bahwa orang Melayu kreatif dan peka dalam memfungsikan lingkungan dan sumber daya alam di sekitarnya. Orang Melayu juga tidak tertutup terhadap perubahan teknologi yang menguntungkan dan menyelamatkan mereka. Teknologi pada hakekatnya adalah cara mengerjakan suatu hal Masher, 1970127, yaitu cara yang dipakai manusia untuk beberapa kegiatan dalam kehidupannya. Teknologi terutama terlihat dalam pendayagunaan potensi sumber daya yang ada di sekitar manusia. Oleh karena itu, teknologi merupakan satu diantara sekian banyak hasil budaya manusia dan merupakan cermin daya kreatif dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Pada dasarnya keluarga masyarakat Melayu sejak zaman bahari telah melakukan beragam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat Melayu juga memiliki dan menguasai bermacam-macam teknologi, mulai dari teknologi yang menghasilkan makanan dan tumbuh-tumbuhan yang kemudian menjadi pertanian, berburu yang berkembang menjadi usaha peternakan, menangkap ikan yang berkembang menjadi usaha perikanan dengan berbagai teknologi penangkapan yang dipakai, serta cara mengangkut hasil-hasil usaha yang disebutkan diatas. Teknologi yang dikuasai masyarakat Melayu Riau antara lain membuat rumah dan atapnya yang terbuat dari daun-daunan, maupun membuat sejenis keranjang untuk mengangkut hasil pertanian yang bentuk dan jenisnya beragam. Masyarakat Melayu juga menguasai cara membuat perkakas yang dipakai sehari-hari. Cara ini masih ada dan berlanjut sampai sekarang. Terdapat anggapan bahwa beberapa peralatan dan mata pencaharian khas yang masih ditemukan dalam masyarakat Melayu Riau sekarang ini berasal dari masyarakat Melayu bahari. Bukti lain menunjukkan bahwa ditinjau dari segi mata pencahariannya, suatu keluarga Melayu bahari jarang sekali bergantung pada satu mata pencaharian , sehingga mereka tidak bergantung pada satu jenis teknologi. Keragaman mata pencaharian masyarakat Melayu dibagian daratan Sumatera Riau Daratan dapat dijadikan dasar untuk menelusuri keragaman teknologi yang ada dalam masyarakat. Setiap jenis mata pencaharian biasanya mempunyai beberapa cara dan alat. Alat dan cara penggunannya akan menampakkan teknologinya. Peralatan dan cara penggunaannya dipengaruhi oleh lingkungan dan sumberdaya yang akan di olah, sehingga lahir berbagai teknologi. Walaupun teknologi itu menghasilkan hal yang sama atau mempunyai fungsi yang sama, tapi teknologi tetap berbeda. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa masyarakat Melayu mampu secara aktif menghasilkan berbagai teknologi dan sekaligus mengembangkannya sesuai dengan fungsi dan pengaruh lingkungan tempat digunakannya teknologi tersebut. Masyarakat Melayu tidak canggung dengan perubahan teknologi, asal teknologi tersebut lebih menguntungkan dan mudah diterapkan , seperti teknologi dalam pertanian. Alat-alat pertanian Pada dasarnya pertanian didaerah ini adalah pertanian dengan sistem ladang. Disamping itu ada pula usaha perkebunan karet rakyat. Alat-alat yang digunakan untuk perladangan ini sangatlah sederhananya, terdiri dari beliung, parang panjang, parang pendek atau candung, tuai atau ani-ani, bakul, lesung, dan antan alu, dan nyiru tampah. Pertanian dengan sistem ladang ini, cara pengolahan tanahnya sangat sederhana, tidak memerlukan cangkol atau pacul. Hutan yang dianggap subur, ditebang dengan menggunakan beliung dan parang. Pohon yang besar-besar ditebang dan setelah rebah lantas ditutuh, yaitu dahan-dahannya dipotong supaya gampang nantinya dimakan api. Sebelumnya di sekeliling tempat yang akan dibakar itu di “landing” terlebih dahulu, yaitu dibersihkan dari kayu dan daundaun kering supaya api tidak menjalar ke hutan sekitarnya. Pembakaran dimulai dari atas angin, sehingga dengan bantuan angin api akan menjalar keseluruh lapangan. Setelah abu pembakaran tersebut dingin, biasanya pada hari kedua atau ketiga setelah dibakar, bibit padi pun mulai disemai. Menanam bibit ini ada dua cara, yaitu untuk tanah bencah atau basah, bibit padi ditaburkan ditanah. Kalau padi sudah tumbuh dan mencapai tinggi kira-kira tiga puluh centimeter, lalu di “ubah”, yaitu anak-anak padi tersebut dicabut kembali dan setelah dibersihkan akar-akarnya ditanam kembali secara teratur. Prinsipnya hampir sama dengan penanaman di sawah. Penanaman padi ini biasanya pada akhir kemarau, karena begitu padi ditanam musim hujan pun tiba. Adapun alat-alat yang digunakan, yaitu alat-alat yang terbuat dari besi, seperti mata beliung, mata parang dan mata ani-ani dibeli dipasar dan gagangnya dibuat sendiri. Lain pula halnya bagi petani karet, yang keadaannya pun sederhana juga. Umunya di Riau petani ladang jika sudah panen tanah bekas ladangnya itu ditanami karet. Sehingga daerah perladangan makin lama jadi semakin jauh, karena tanah-tanah yang dekat dengan kampung telah diisi karet. Karet yang ditanam itu dibiarkan tumbuh sendiri tanpa dirawat dan tumbuh bersama belukar. Kalau sudah mencapai umur empat atau lima tahun, yaitu saat karetnya telah boleh disadap, barulah didatangi kembali dan dibersihkan. Alat-alat yang digunakan untuk menyadap untuk pohon karet tersebut terdiri dari 1. Sudu getah, yaitu semacam talang kecil terbuat dari seng yang dipantelkan ke pohon karet untuk mengalirkan getah. 2. Mangkok getah, terbuat dari tembikar kasar, tetapi sekarang banyak digunakan tempurung kelapa. 3. Pisau getah, disebut juga “pisau toreh”, yaitu pisau untuk menorah kulit pohon, dan ada juga menyebutnya pisau lait”. 4. Ember atau kaleng, digunakan untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil getah berbentuk susu ke tempat pengolahan. WADAH ATAU ALAT-ALAT UNTUK MENYIPAN Untuk menyimpan hasil produksi terdapat alat-alat sebagai berikut 1. Kepok yaitu tempat menyimpan padi berbentuk cylinder dengan garis tengah 11/2 meter dan tinggi 1 meter. Terbuat dari kulit kayu dan disimpan di dalam rumah. 2. Sangkar ada dua maam a. Sangkar tempat penyimpan ikan, terbuat dari anak kayu yang dijalin dengan rotan dan ditendam dalam air. b. Sangkar ayam atau burung terbuat dari rotan atau anaka kayu. Ada yang diletakkan di dalam rumah dan ada pula yang digantungkan Untuk menyimpan kebutuhan sehari-hari 1. Tempayan yaitu tempat air dari tembikar 2. Labu yaitu tempat air, terbuat dari buah labu yang dikeringkan dan dibuang isinya 3. Bakul yaitu tempat bahan makanan sehari-hari terbuat dari pandan anyaman 4. Sumpit yaitu semacam karung, terbuat dari panda yang dianyam, untuk menyimpan beras, ubi kering atau sagu rending lain-lain Untuk wadah dalam rumah tangga seperti 1. Bangking yaitu tempat pakaian-pakaian halus dari kayu kapok berasal dari Cina 2. Peti besi yaitu tempat pakaian atau benda-benda lannya. 3. Peti kayu yaitu berukuran lebih besar dari peri besi, juga berasal dari Cina. Tempat menyimpan barang-barang berharga 4. Bintang yaitu terbuat dari kuningan, ada yang bundar dan ada pula yang bersegi delapan. Pakai tutup biasanya unyuk menyimpan alat-alat keperluan wanita.

peralatan mata pencaharian masyarakat melayu riau