🦫 Peralatan Kimia Yang Dipakai Dalam Percobaan Kromatografi Adalah

KromatografiCair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya (Done dkk Semuamemiliki jenis peralatan khas yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Termasuk peralatan lab kimia dan biologi. Mereka memiliki alat khasnya tersendiri. Diantara alat-alat laboratorium kimia adalah; gelas ukur, Gelas Beaker, labu ukur, tabung reaksi dan plat tetes. Prosespertukaran ion Peralatan yang digunakan sama seperti yang digunakan dalam kromatografi kolom dan dapat diidentikkan untuk beberapa pemisahan. Gambar disamping ini adalah diagram peralatan dengan dilengkapi jaket air dan artinya sama untuk mencegah kolom dari kekeringan ini adalah peralatan laboratorium, dan paling sering peralatan ini Peralatanpada metode destilasi dengan air (hidrodestilasi) pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama. Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan komponen dalam suatu sampel dimana komponen tersebut didistribusikan di antara dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Fasa gerak adalah fasa yang membawa cuplikan, sedangkan fasa diam adalah laporankromatografi lapis tipis LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ”Kromatografi Lapis Tipis Asam Amino” DOSEN PENGASUH : Drs. Made Sukaryawan, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA Kromatografididefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat – zat itu menunjukan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, Indikatoryang dipilih haruslah sesuai dengan jenis titrasi dan jenis larutan yang dipakai agar dapat memberikan hasil. yang optimal dan akurat. DAFTAR PUSTAKA. Aghisna, Dewi, dkk., 2017. Komparasi Kemampuan Psikomotorika Mahasiswa Reguler dengan PAPK pada Percobaan Titrasi Asam Basa. Artikel Pendidikan Kimia. Pp. Almatsier, Sunita. 2003. Penyiapankertas sebagai pendukung fase diam. Kertas yang digunakan dalam kromatografi kertas adalah kertas berpori dari selulosa murni, memiliki afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lain dengan membentuk ikatan hidrogen. Bersifat reduktor sedang, dan bereaksi dengan oksidator bila kontak dalam waktu yang lama. Padakertas saring ketiga tulislah “KIMIA” menggunakan spidol warna coklat. 3. Masukkan air ke dalam gelas kimia setinggi 1,5 cm! 4. Gulung bagian atas kertas saring pada lidi dan gantungkan kertas itu tegak lurus pada lidi di dalam botol! Ujung kertas harus tercelup dalam air, tetapi titik tinta jangan tercelup air. 5. . Postingan ini diperbarui 18 September 2021Kromatografi gas adalah salah satu metode yang dinamis dalam pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas anorganik dalam suatu campuran. Sehingga dapat digunakan sebagai gas pembawa atau fase gerak senyawa itu sendiri Rohman, 2009.Kromatografi gas mempunyai prinsip dasar dengan melibatkan volatilisasi atau penguapan sampel dalam inlet injektor, pemisahan komponen-komponen dalam campuran, dan deteksi tiap komponen dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometry merupakan gabungan dua buah alat antara kromatografi gas dan spektrometry massa yang digunakan untuk mendekteksi massa antara 10 m/z hingga 700 m/z Fessenden, 1982. Kromatografi gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai komponen campuran dalam sampel Agusta, 2000. Prinsip kerja dari kromatografi gas terkait dengan titik didih senyawa yang dianalisis serta perbedaan interaksi analit dengan fase diam dan fase gerak. Senyawa dengan titik yang tinggi memiliki waktu retensi yang alam. Senyawa yang lebih terikat dalam fase cair pada permukaan fase diam juga memiliki waktu retensi yang lebih lama, sedangkan untuk spektrometri massa berfungsi untuk medeteksi masing-masing molekul komponen yang telah dipisahkan pada sistem kromatografi gas Agusta, 2000.Pada umumnya kromatografi gas ini dapat disebut dengan GC-MS Gas Chromatography-Mass Spectrometry. Di dunia ilmu kehutanan, biasanya alat ini digunakan pada sampel yang berbau minyak, yaitu minyak atsiri maupun turunannya. Alat ini digunakan untuk menentukan beberapa senyawa yang terdapat pada minyak itu senyawa dengan menggunakan Gas Chromatography – Mass Spectometry GC-MS yang terdapat dalam sampel oleoresin. Tujuannya untuk mengetahui senyawa yang terdapat didalamnya. Komponen dicacah pada detektor dan direkam dalam recorder sehingga didapatkan pembacaan berupa peak area yang menunjukkan persentase area dari komponen yang di analisis. Masing-masing puncak dari kromatografi dilihat spektrum massanya lalu dianalisis kandungan senyawanya dengan cara membandingkan spektrum tersebut dengan data analisa standar SRM Standard Reference Material yang ada pada Standard Library Spectra. Identifikasi analit terhadap Standard Library Spectra dinyatakan dengan persen kemiripan dan keduanya dinyatakan identik jika komputer menilai persen keduanya diatas 90%.Baca juga 6 Proses Kerja Analisis Kromatografi GasUntuk dapat menggunakan alat ini dibutuhkan beberapa komponen utama sistem peralatan. Komponen utama sistem peralatan kromatografi gas terdiri dari kontrol dan penyedia gas pembawa, ruang suntik sampel, kolom, detektor, dan komputer Rohman, 2009.Sumber Kontrol dan Penyedia Gas PembawaKomponen ini merupakan tahapan atau fase gerak pada kromatografi gas yang bertujuan awalnya untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak berpengaruh pada pada komponen ini adalah tidak reaktif, murni atau kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor, dan dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi umumnya merah untuk hidrogen dan abu-abu untuk nitrogen.Tabung gas berfungsi sebagai penyuplai gas yang digunakan dalam analisis. Gas yang digunakan sebagai pembawa bisa berupa hidrogen, helium maupun nitrogen. Akan tetapi, helium lebih sering digunakan sebab bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan sampel Sutar, 2013.2. Ruang Suntik SampelKomponen dimana lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efesien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung logam yan dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk mengakomodasi injeksi dengan semprit syringe. Dimana helium gas pembawa mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang dinjeksikan akan segara diuapkan untuk selanjutnya dibawa menuju dimasukkan dalam jumlah sedikit pada waktu yang tepat untuk mendapatkan efisiensi. Sampel yang digunakan tidak boleh terlalu pekat, sehingga sebelumnya harus diencerkan. Injeksi sampel dapat diambil melalui karet silicon ke dalam oven untuk diuapkan. Ada dua macam injeksi sampel, yang pertama adalah metode splitless, dimana semua sampel yang diuapkan masuk ke dalam kolom untuk dikromatografi. Sedangkan metode split, sebagian dibuang setelah diuapkan. Jumlah sampel yang masuk dalam metode split tergantung pada perbandingan yang sudah diatur sebelumnya Sutar, 2013.3. KolomKomponen ini merupakan suatu wadah terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat tahapan diam. Sehingga kolom merupakan komponen sentral pada kromatografi adalah suatu tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Sehingga, kolom dapat dikatakan sebagai komponen sentral pada kromatografi gas dimana efesiensi kolom kromatografi gas secara umum berkaitan dengan lamanya waktu komponen atau molekul yang dianalisis berada dalam kolom ynag dikenal waktu lambat. Untuk syarat kolom yang baik yakni tidak mudah menguap, stabil pada pemanasan, lembap dan tetapan fisik diketahui Sutar, 2013.4. DetektorKomponen ini merupakan suatu perangkat yang terdapat pada ujung kolom tempat keluar dari fase gerak yang membawa komponen hasil pemisahan. Komponen ini mempunyai sensoe elektronik yang mengubah signal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi signal elektronik yang berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara tahap diam dan adalah suatu perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak gas pembawa yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor ini berfungsi sebagai pendeteksi adanya komponen dalam cuplikan yang terpisah dan mengukur kuantitasnya Sutar, 2013.5. KomputerKomponen ini digunakan pada kromatografi yang sudah modern yang memiliki parameter-parameter instrumen, menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna, merakam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik, menyimpan data pengolahan data menggunakan teknologi komputer merupakan suatu perangkat lunak yang dimanfaatkan sebagai digitalisasi signal detektor, memfasilitasi pengaturan parameter-parameter instrumen, menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik berwarna, merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan statistik, menyimpan data parameter analisis Sutar, 2013.Baca juga Mengenal Oleoresin, Campuran Minyak Atsiri dan ResinSumberAgusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit R. J. 1982. Kimia Organik. Diterjemahkan Oleh Pudjaatmakan, A. H., Edisi III. Penerbit Erlangga. A. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu. 2013. Laporan Praktikum Analisis Instrumen GC-MS. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Lestari,Lamboris Pane Laporan Praktikum Kimia Dasar Pemisahan dan Pemurnian Laporan Praktikum Kimia Dasar Pembuatan Larutan Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi Laporan Praktikum Kimia Dasar Stoikiometri Laporan Praktikum Kimia Dasar Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat-Sifat Unsur BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Praktikum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB Iii METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Bahan – bahan Prosedur Percobaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest Pelarut Alkohol Pembahasan BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kromatografi adalah salah satu bentuk metode pemisahan campuran dimana metode ini menggunakan sistem dua fase, yakni fase diam dan fase gerak. Fase diam pada umumnya berupa padatan sedangkan fase gerak merupakan cairan atau gas. Kromatografi dapat digunakan pada skala kecil seperti laboratorium. Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fase gerak dan mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi adsorpsi, dan kromatografi partisi. Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika ditinjau dari fase stasionernya berupa kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kertas. Dalam kromatografi pemisahan komponen komponennya dapat kita lihat dengan cara menghitung faktor retensi Rf. Rf itu sendiri adalah nilai dari pembagian jarak tempuh komponen terhadap jarak tempuh pelarutnya. Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis pelarutnya, suhu, sifat dari campuran itu sendiri, serta properti dari fase diamnya. Seperti misalnya dalam kromatografi kertas jenis kertas yang digunakan mempengaruhi harga Rf nantinya. Kromatografi memiliki peran besar dalam industri yang berbasiskan ilmu kimia terutama dalam bidang industri kimia seperti pembuatan pupuk, pestisida, dan insektisida seperti Dichloro-diphenyl-trichloroethane di air tanah dan PCB polychlorianated biphenyls. dikeluarkan dengan bantuan kromatografi lapis tipis. Oleh karena itu perlu kita lakukan praktikum kali ini untuk mengetahui komponen-komponen dan dari tinta spidol biru hijau dan merah saat dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi dan mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. Tujuan Praktikum Untuk mengetahui jarak masing-masing benda setelah pelarut merembet ke atas. Untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap hasil kromatografi. Untuk mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran. Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya menggunakan peralatan yang relatif sederhana Sastroamidjojo, 1985. Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi, pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat, mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang kompleks Chang, 2005. Fase diam Fase Stasioner dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya perbedaan waktu retensi Rf dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak pelarutnya Basri,2003. Kromatografi sendiri juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis didasarkan pada teknik kerja yang dapat digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut i. Kromatografi kolom merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang besar di mana fase gerak nya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat padat. ii. Kromatografi kertas adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan di mana fase diam nya berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu contohnya bubuk dilakukan pemisah antara asam amino dan peprida. Peprida yang merupakan hasil hidroksida protein dengan suatu cara di mana kolom yang berisi bubuk diganti dengan lembaran-lembaran kertas dan kemudian diletakkan dalam bejana tertutup yang berisi oleh uap penuh. Larutan ini adalah air yang di sokong oleh molekul selulosa dari kertas tersebut. Fase gerak ini biasanya merupakan campuran dari satu atau dari lebih dari satu Pelarut atau beberapa organikdan air. 3. Kromatografi gas merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai pendeteksi senyawa senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan pada kromatografi gas ini didasarkan senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor yang ada. 4. Kromatografi lapis tipis merupakan suatu proses pemisahan yang di mana terdapat fase gerak yang dapat berupa zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada Kromatografi lapis tipis ini, berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan menggunakan mikroskop Khopkar, 2008. Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap pada temperatur yang berbeda pula Basri, 2003. Terdapat beberapa faktor yang dapat mengin pengaruhi nilai Rf Kromatografi kertas, Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut a PelarutNilai Rf Sendiri juga disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan yang sangat kecil dalam komposisi suatu Pelarut dapat menyebabkan perubahan harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu Pelarut juga merupakan suatu faktor yang mempengaruhi harga faktor retensi. b SuhuSuhu juga dapat mempengaruhi harga faktor Atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu juga dapat merubah suatu koefisien partisi dan juga kecepatan aliran. c Ukuran dari bejanaRedensi Perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi Pelarut sepanjang kertas, maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf. d KertasPengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-keseimbangan partisi itu sendiri. e Sifat dan CampuranBerbagai senyawa mengalami partisi di antara volume-volume yang sama dari Fase tetap dari bergerak Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik Dari Kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.Chang, 2005. BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Alat dan Bahan Alat – alat Gelas kimia 100 Ml Penjepit tabung Reaksi Gunting Penggaris Pensil Stopwatch Bulb Pipet volume 10 mL Botol semprot Bahan – bahan Tinta spidol biru Tinta spidol hijau Tinta spidol merah Kertas saring Aquadest Alkohol n-heksana Prosedur Percobaan Dipotong kertas persegi panjang kertas saring dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm Diberi garis batas sekitar one cm dari batas bawah dan batas atas kertas Diberi noda titik titik spidol warna biru pada garis batas bawah. Dimasukkan kertas tersebut kedalam gelas kimia yang telah diisi dengan aquadest yang tinnginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi kertas tercelup dengan aquadest Dibiarkan hingga aquadest merembes naik selama 3 menit, hingga ane cm di bawah batas atas kertas, ambil dan keringkan. Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen noda yang terpisahkan. Dihitung harga Rf dari masing-masing noda. Diulangi langkah diatas untuk tinta warna hijau dan merah. Diulangi langkah diatas pula dengan menggunakan pelarut masing-masing alkohol dan northward-heksana. BAB Iv HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Perhitungan Pelarut Aquadest a. Tinta Biru Noda Biru \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,777 \end{aligned} Noda Ungu \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,333 \finish{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 934 \terminate{aligned} Noda Hijau \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,739 \end{aligned} Noda Kuning \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \infinite ditempuh \space pelarut} = 0,326 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,155 \cease{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,444 \finish{aligned} Pelarut Alkohol a. Tinta Biru Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0,277 \end{aligned} Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,333 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Biru Muda \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,882 \stop{aligned} Noda Hijau Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,294 \stop{aligned} Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,588 \end{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah Muda \brainstorm{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \infinite komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,7 \end{aligned} Noda Jingga \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0,25 \cease{aligned} Pelarut north-heksana a. Tinta Biru Noda Biru Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \infinite pelarut} = 0 \end{aligned} b. Tinta Hijau Noda Hijau Tua \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \space ditempuh \space komponen}{Jarak \infinite yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \finish{aligned} c. Tinta Merah Noda Merah \begin{aligned} Rf = \frac{Jarak \space yang \infinite ditempuh \space komponen}{Jarak \space yang \space ditempuh \space pelarut} = 0 \end{aligned} Pembahasan Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada percobaan dengan menggunakan tinta. Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali ini, digunakan warna merah, biru, dan hijau. Pada praktikum kali ini, dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama menggunakan bahan pelarut aquades dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar two cm. Serta telah diberi garis batas dengan jarak 1 cm dari batas bawah. Kemudian, diberi noda pada garis tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 3 menit. Pada percobaan pertama, tinta biru menghasilkan noda berwarna biru dan ungu. Tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru, hijau, dan kuning. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu, jingga, dan kuning. Pada percobaan kedua, dilakukan langkah langkah yang sama seperti pada percobaan pertama, namun dengan menggunakan alkohol sebagai pelarutnya. Pada percobaan kedua, tinta biru menghasilkan noda biru muda dan biru tua, tinta hijau menghasilkan noda berwarna biru muda, hijau muda, dan hijau tua. Tinta merah menghasilkan noda berwarna merah jambu dan jingga. Pada percobaan yang ketiga, Dilakukan langkah yang sama, dan n-heksana Yang berperan sebagai pelarutnya. Tinta biru menghasilkan noda berwarna biru, tinta hijau menghasilkan sudah berwarna hijau, dan tinta merah menghasilkan noda berwarna merah. Pada praktikum kali ini, didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda biru sebesar 0,777, noda ungu sebesar 0,333. Pada tinta hijau dihasilkan Rf dari noda biru sebesar 0,934, noda hijau sebesar 0,739, dan noda kuning sebesar 0,326. Pada tinta merah, dihasilkan iii Rf, Yang pertama noda merah jambu sebesar 0,155, noda jingga sebesar 0,444, dan noda kuning sebesar 0,666. Kedelapan Rf tadi merupakan Pelarut aquades. pada pelarut alkohol, Dihasilkan tujuh nilai Rf. Pada tinta biru, noda biru muda memiliki nilai Rf sebesar 0,277, dan noda biru tua sebesar 0,666. Pada tinta hijau, dihasilkan 3 Rf, yaitu noda biru muda sebesar 0,802, noda hijau muda sebesar 0,294, dan noda hijau tua sebesar 0,588. Pada pelarut n-heksana, diperoleh tiga harga Rf yaitu noda biru tua bernilai 0, noda hijau tua juga 0, dan noda merah memiliki Rf sebesar 0. Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non polar yang hanya akan larut pada pelarut yang not polar juga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu sebagai berikut a Pelarutb Ukuran dari bejanac Kertasd Sifat dari campuran Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut, pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet volume berfungsi untuk mengambil x ml larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk mengambil larutan. Dalam praktikum kali ini, terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi yaitu tinta spidol merah, biru, dan hijau berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring sebagai tempat berjalannnya noda, aquades berfungsi sebagai pelarut, alkohol sebagai pelarut, & n-heksana juga berfungsi sebagai pelarut dalam percobaan kali ini. Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia 100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan berbagai macam pelarut yang berbeda adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi. Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini adalah saat akan mencelupkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang sudah diisi dengan aquades 10 ml, kertas saring menempel pada dinding kelas kimia, sehingga pada saat aquades merembes naik ke atas kertas saring, komponen menyebar tidak merata dan hasilnya kurang akurat, sehingga praktikkan harus mengulang lagi proses mencelupkan kertas saring nya. Hal ini terjadi karena kurangnya berhati hati saat praktikum berlangsung. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terhadap kesimpulan sebagai berikut Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada pelarut aquades jarak pelarut yaitu four,v cm, 4,5 cm, dan iv,5 cm. Dengan jarak noda biru 3,v cm dan 1,five cm, noda hijau four,3 cm, iii,4 cm, dan 1,5 cm, dan jarak roda merah 0,vii cm, 2 cm, dan 3 cm. Pada pelarut alkohol jarak pelarut yaitu one,8 cm, one,7 cm dan 2 cm. Dengan jarak noda biru 0,5 cm dan 1,2 cm, jarak noda hijau i,v cm, 0,5 cm, dan 1 cm, dan jarak noda merah 1,4 cm dan 0,5 cm. Pada pelarut n-heksana jarak larutan yaitu 2,1 cm two,5 cm dan 1,nine cm. Dengan jarak noda biru 0 cm, noda hijau 0 cm, dan noda merah ninety cm. Karena tinta spidol bersifat polar maka semakin polar pelarut maka akan semakin mudah larut dan jarak migrasi komponen akan semakin jauh. Hal ini dikarenakan prinsip similar dissolves similar pada pelarut dan zat tinta bila noda tinta dan pelarut memiliki sifat sama polar atau nonpolar maka jarak yang ditempuh mobil terhadap laut akan semakin jauh. Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas. Dimana similar dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam. Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya kita dapat menerapkan metode kromatografi yang seperti kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom. DAFTAR PUSTAKA Basri, Kamus Kimia. Kineka Cipta Jakarta. Chang, Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga Djakarta. Khopkar, 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press Bandung. Sastroamidjojo, Kromatografi. Freedom Dki jakarta. Kromatografi kolom adalah salah satu jenis metode pemisahan kimia secara kromatografi. Metode ini sendiri secara luas digunakan dalam penerapan kimia terutama dengan skala penggunaan alat laboratorium kimia atau skala kecil untuk memisahkan senyawa secara individu dari suatu campuran. Kromatografi kolom banyak digunakan dalam aplikasinya sebagai metode isolasi suatu senyawa dari bahan atau sampel tertentu sehingga didapatkan satu jenis senyawa murni yang diinginkan. Kromatografi Kolom Pengertian Kromatografi Kolom Prinsip Kromatografi Kolom Tahapan Kromatorafi Kolom Pemilihan fasa gerak dan fasa diam Packing kolom Elusi Manfaat dan Contoh Aplikasi Kromatografi Kolom Pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia Isolasi senyawa aktif dalam bahan alam Analisis limbah lingkungan Sebarkan ini Posting terkait Kromatografi Kolom Dengan banyaknya jenis metode kromatografi yang ada seperti kromatografi lapis tipis, kromatografi cair kinerja tinggi HPLC, kromatografi gas GC, dan lain lain membuat jenis kromatografi kolom memiliki peranan lain dalam reaksi kimia khususnya bidang kimia isolasi. Pertimbangan dalam menggunakan metode kromatografi kolom yaitu karena prosesnya yang sederhana, tidak membutuhkan alat yang kompleks, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan metode kromatografi lain seperti HPLC dan GC. Pengertian Kromatografi Kolom Kromatografi kolom adalah teknik pemisahan dan pemurnian dari suatu campuran baik itu dalam fasa cair maupun padat untuk menghasilkan senyawa yang di inginkan secara individu. Pemisahan dalam kromatografi kolom didasarkan pada perbedaan interaksi setiap senyawa yang ingin dipisahkan dengan media kromatografi kolom yang digunakan. Sama seperti pada kromatografi lain, pada kromatografi kolom juga digunakan media berupa fasa diam dan fasa gerak. Pada umumnya, fasa diam dan fasa gerak dibuat berdasarkan kepolarannya dimana keduanya dibuat berlawanan seperti fasa diam yang bersifat polar dan fasa gerak yang cenderung lebih not polar. Kromatografi kolom menggunakan alat berupa kolom yang terbuat dari gelas atau kaca yang ditempatkan secara vertikal sehingga zat dapat turun secara perlahan dengan bantuan gravitasi. Pada kolom tersebut juga dilengkapi dengan keran yang berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak atau eluen sehingga dapat ditampung menggunakan wadah seperti flakon. Kelebihan yang juga ada kelemahan dari kromatografi kolom itu sendiri yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama pada prosesnya karena kita perlu melakukan elusi secara bertahap sehingga semua fasa gerak yang digunakan habis dan ditampung dalam wadah yang berbeda. Prinsip Kromatografi Kolom Prinsip kerja dari tahapan kromatografi kolom yaitu memisahkan komponen campuran berdasarkan perbedaan interaksinya dalam fasa diam dan fasa gerak. Jika suatu campuran terdiri dari beberapa komponen, maka setiap komponen tersebut memiliki struktur masing masing dengan sifat yang khas untuk setiap senyawanya. Salah satu sifat yang berpengaruh dalam kromatografi kolom adalah kepolaran senyawa serta berat dan ukuran molekul. Ketika suatu komponen atau senyawa memiliki kepolaran yang tinggi, maka ketika dilakukan kromatografi kolom dengan fasa diam berupa zat yang bersifat polar akan terjadi interaksi yang cukup besar antara komponen dengan fasa diam. Akibatnya komponen akan tertahan pada fasa diam lebih lama ketika proses elusi, sedangkan komponen lain yang bersifat lebih non polar akan lebih cepat melewati fasa diam. Sifat lain yang berpengaruh yaitu ukuran dan berat komponen yang dipisahkan. Jika kita menggunakan suatu resin sebagai fasa diam, maka resin tersebut juga dapat menjadi media pemisah berdasarkan ukuran molekul. Ketika ukuran molekul dari komponen yang akan dipisah relatif besar, maka komponen tersebut akan susah bergerak sehingga lebih lama tertahan pada fasa diam. Sebaliknya untuk molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah bergerak sehingga akan lebih cepat dalam melewati fasa diam ketika proses elusi. Tahapan Kromatorafi Kolom Dalam melakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berikut ini adalah prosedur dalam melakukan kromatografi kolom. Pemilihan fasa gerak dan fasa diam Hal pertama yang harus dipersiapkan dalam kromatografi kolom adalah pemilihan fasa gerak dan fasa diam. Tahap ini akan sangat menentukan hasil akhir dari kromatografi kolom karena pemilihan fasa diam dan fasa gerak sangat berpengaruh terhadap pemisahan komponen. Pemilihan didasarkan pada kepolaran zat yang akan dipisah. Pada umumnya fasa diam yang digunakan bersifat polar seperti pasir silika gel, sedangkan fasa gerak atau eluen biasanya dilakukan variasi kepolaran untuk menghasilkan pemisahan paling optimum. Dalam kromatografi kolom yang baik, dilakukan gradasi eluen dari yang bersifat polar ke non polar ataupun sebaliknya. Packing kolom Packing kolom merupakan tahap preparasi dalam kromatografi kolom dimana pada tahap ini digunakan untuk mempersiapkan kolom dengan fasa diamnya. Packing kolom terbagi menjadi 2 cara yaitu cara kering dan cara basah. Packing kolom dengan cara kering dilakukan dengan memasukkan fasa diam seperti pasir silika gel ke dalam kolom secara langsung hingga penuh lalu diikuti dengan memasukkan eluen hingga menutupi fasa diam. Sedangkan untuk cara basah, pasir silika atau fasa diam dicampurkan terlebih dahulu dengan eluen pada wadah terpisah lalu campuran tersebut dimasukkan ke dalam kolom secara bersamaan. Elusi Dalam kromatografi kolom dikenal proses elusi dimana proses ini merupakan cara mengalirkan campuran melalui fasa diam pada kolom menggunakan fasa gerak atau eluen. Pada proses elusi ini akan terjadi pemisahan komponen campuran pada fasa diam. Pemisahan komponen tersebut didasarkan pada sifat kepolaran, ukuran, dan berat molekul yang dipisahkan. Hasil pemisahan dari elusi ini akan ditampung pada wadah terpisah untuk setiap fraksi. Pemisahan fraksi tersebut dapat dilihat melalui perbedaan warna yang dihasilkan untuk setiap komponen. Misalnya ketika komponen A terpisah menghasilkan warna hijau, lalu pada komponen B menghasilkan warna merah. Manfaat dan Contoh Aplikasi Kromatografi Kolom Karena menjadi metode kromatografi sebagai pemisahan dasar dalam kimia, kromatografi kolom memiliki manfaat dan kegunaan yang sangat luas terutama pada bidang kimia organik. Kromatogarfi kolom juga dapat diaplikasikan dalam berbagai kegunaan. Berikut ini beberapa contoh manfaat dan aplikasi kromatografi kolom. Pemurnian dari hasil reaksi sintesis kimia Dalam kimia organik kita mengenal reaksi sintesis dimana reaksi tersebut memungkinkan pembentukan produk dari reaktan tertentu. Pada reaksi sintesis, tidak selalu menghasilkan produk yang murni atau hanya satu jenis produk melainkan juga kadang terdapat produk lain yang disebut dengan produk samping hasil reaksi. Untuk memisahkannya dengan produk utama maka harus dilakukan pemurnian, cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kromatografi kolom. Melalui kromatografi kolom dengan didasarkan pada perbedaan sifat kepolaran senyawa yang dipisahkan maka dapat dihasilkan senyawa hasil reaksi yang murni. Isolasi senyawa aktif dalam bahan alam Masih berkaitan dengan kimia organik, kita sering menggunakan senyawa aktif dari bahan alam tertentu karena memiliki aktivitas farmakologis seperti antibakteri, antijamur, antioksidan, dan lain lain. Untuk mengisolasi senyawa tersebut secara murni dari suatu bahan alam seperti daun daunan, diperlukan metode pemisahan seperti dengan menggunakan kromatografi kolom. Dengan metode ini, sampel bahan alam akan dibuat ekstrak lalu dilakukan pemisahan melalui elusi. Hasilnya didapatkan senyawa aktif yang diinginkan dan dapat dikarakterisasi lebih lanjut menggunakan alat yang lebih kompleks seperti menggunakan FTIR atau NMR. Analisis limbah lingkungan Kromatografi kolom juga berperan penting dalam kimia analisis dimana metode ini digunakan dalam analisis limbah lingkungan. Untuk dapat mengetahui tingkat pencemaran seperti misalnya dalam limbah cair maka diperlukan pemurnian dari kandungan limbah tersebut secara individu sehingga dapat ditentukan zat apa saja yang terkandung pada limbah tersebut. Kromatografi kolom menjadi cara yang paling murah untuk melakukan analisis ini karena dengan cara ini kita hanya perlu melakukan elusi pada sampel sehingga didapatkan fraksi pemisahan, selanjutnya dari fraksi tersebut akan dilakukan karakterisasi lebih lanjut untuk memastikan zat apa yang ada di dalamnya. Meskipun begitu metode ini sudah jarang digunakan karena saat ini terdapat metode yang relatif lebih mudah seperti menggunakan HPLC dan GC. Metode kromatografi kolom menjadi metode konvensional yang masih digunakan hingga saat ini meskipun telah dikembangkan berbagai metode kromatografi lain yang lebih canggih. Kromatografi kolom tetap menjadi pilihan karena metode yang sederhana dan tentunya murah untuk penggunaan tertentu. Dalam kromatografi kolom, hal paling penting yang harus diperhatikan yaitu pada proses elusi dimana kita harus secara tepat menentukan fraksi hasil pemisahan dan memisahkannya untuk setiap fraksi. Ketika bekerja di laboratorium terutama untuk bidang kimia organik, maka kita harus menguasai metode kromatografi kolom. Demikianlah artikel yang dapat kami tuliskan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian kromatografi kolom, prinsip kerja, manfaat, dan contohnya dalam kimia organik. Semoga melalui bahasan ini bisa dijadikan referensi.

peralatan kimia yang dipakai dalam percobaan kromatografi adalah